Makna Hari Raya Nyepi Di Bali
Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun
Baru Saka. Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu
mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas segala
dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada yang
Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang
lebih baik di masa mendatang . Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem
Kesanga (IX) yang diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan
Yang Maha Esa dan dipercayai merupakan hari penyucian para dewa yang
berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan membawa air
kehidupan (amarta ) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu didunia
Jika
kita renungi/ pikirkan secara mendalam perayaan Nyepi mengandung makna dan tujuan
yang sangat dalam dan mulia. Seluruh rangkaian Nyepi merupakan sebuah
dialog spiritual yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan ini selalu
seimbang dan harmonis sehingga ketenangan dan kedamaian hidup bisa
terwujud. Mulai dari Melasti/mekiis dan nyejer/ngaturang bakti di Balai
Agung adalah dialog spiritual manusia dengan Alam dan Tuhan Yang Maha
Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang telah
disucikan. Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog
spiritual manusia dengan alam sekitar dan ciptaan Tuhan yang lain yaitu
para bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit. Pelaksanaan catur
brata penyepian merupakan dialog spiritual antara diri sejati (Sang
Atma) umat dengan sang pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam diri manusia ada atman (si Dia) yang bersumber dan sang Pencipta
Paramatma (Beliau Tuhan Yang Maha Esa). Dan Ngembak Geni dengan Dharma
Shantinya merupakan dialog spiritual antara kita dengan sesama.
Sehingga melalui Perayaan Nyepi, dalam hening sepi kita kembai ke jati
diri (mulat sarira) dan menjaga keseimbangan/keharmonisan hubungan
antara kita dengan Tuhan, Alam lingkungan (Butha) dan sesama sehingga
Ketenangan dan Kedamaian hidup bisa terwujud.
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap
Tahun Baru Saka. Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni
yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas
segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada
yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan
yang lebih baik dimasa mendatang.
Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini
saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan dipercayai
merupakan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang
akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk
kesejahteraan manusia dan umat hindu di dunia.
Nyepi asal dari kata sepi (sunyi, senyap). yang merupakan perayaan Tahun
Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira kira dimulai sejak tahun 78
Masehi. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan
perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci
lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan,
fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
Adapun Upacara Yang Diadakan Sebelum Dan setelah Nyepi yaitu :
Upacara Melasti
Melasti berasal dari kata
- Mala = kotoran/ leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan,
Upacara Melasti Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi,
diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis, dihari ini,
seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat
tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan
sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta
amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang
ada di dalam diri manusia dan alam.
Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk
membersihkan segala kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan juga
alat upacara/alam semesta (buana agung) serta memohon air suci kehidupan
(tirta amertha) bagi kesejahteraan manusia. Pelaksanaan melasti ini
biasanya dilakukan dengan membawa arca,pretima, barong yang merupakan
simbolis untuk memuja manifestasi Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak
oleh umat menuju laut atau sumber air untuk memohon permbersihan dan
tirta amertha (air suci kehidupan).
Seperti dinyatakan dalam Reg Weda II. 35.3
“Apam napatam paritasthur apah” yang artinya “Air yang berasal dari mata air dan laut mempunyai kekuatan untuk menyucikan.
Selesai melasti Pretima,arca dan sesuhunan barong biasanya dilinggihkan
di Bale Agung (Pura Desa) untuk memberkati umat dan pelaksanaan Tawur
Kesanga. Melasti Mekiis Memohon Air Suci ke Laut Sebelum Melaksanakan
Nyepi Tawur Agung/Tawur Kesanga atau Pengerupukan dilaksanakan sehari
menjelang Nyepi yang jatuh tepat pada Tilem Sasih Sesanga.
Pecaruan
Pecaruan atau Tawur dilaksanakan di catuspata pada waktu tepat tengah
hari. Filosofi Tawur adalah sebagai berikut tawur artinya membayar atau
mengembalikan. Apa yang dibayar dan dikembalikan? Adalah sari-sari alam
yang telah dihisap atau digunakan manusia. Sehingga terjadi keseimbangan
maka sari-sari alam itu dikembalikan dengan upacara Tawur/Pecaruan yang
dipersembahkan kepada Bhuta sehingga tidak menggangu manusia melainkan
bisa hidup secara harmonis (butha somya). Filosofi tawur dilaksanakan di
catuspata menurut Perande Made Gunung agar kita selalu menempatkan diri
ditengah alias selalu ingat akan posisi kita, jati diri kita, dan
perempatan merupakan lambang tapak dara, lambang keseimbangan, agar kita
selalu menjaga keseimbangan dengan atas (Tuhan), bawah (Alam
lingkungan), kiri kanan (sesama manusia).
Setelah tawur pada catus pata diikuti oleh upacara pengrupukan.
Pengerupukan
pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah
dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu,
serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara
ramai/gaduh. Pada malam pengerupukan ini, di bali biasanya tiap desa
dimeriahkan dengan adanya ogoh-ogoh yang diarak keliling desa disertai
dengan berbagai suara mulai dari kulkul, petasan dan juga
“keplug-keplugan (Lom) ” yaitu sebuah bom khas bali yang mengeluarkan
suara keras dan menggelagar seperti suara bom, yang dihasilkan dari
proses gas dari karbit dan air yang dibakar mengeluarkan suara ledakan
yang mengelegar. Ogoh-ogoh umumnya dengan rupa seram, mata melotot, susu
menggelantung yang melambangkan buta kala.
Nyepi
Pelaksanaan catur brata penyepian merupakan dialog spiritual antara diri
sejati (Sang Atma) umat dengan sang pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang
Widhi Wasa. Dalam diri manusia ada atman (si Dia) yang bersumber dan
sang Pencipta Paramatma (Beliau Tuhan Yang Maha Esa). Dan Ngembak Geni
dengan Dharma Shantinya merupakan dialog spiritual antara kita dengan
sesama. Sehingga melalui Perayaan Nyepi, dalam hening sepi kita kembai
ke jati diri (mulat sarira) dan menjaga keseimbangan/keharmonisan
hubungan antara kita dengan Tuhan, Alam lingkungan (Butha) dan sesama
sehingga Ketenangan dan Kedamaian hidup bisa terwujud.
Ada empat catur brata yang menjadi larangan dan harus di jalankan :
- Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
- Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
- Amati Lelungan: Tidak berpergian melainkan mawas diri,sejenak
merenung diri tentang segala sesuatu yang kita lakukan saat kemarin ,
hari ini dan akan datang.
- Amati Lelanguan: Tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan
pemusat Pikiran terhadap Sang Hyang Widhi Brata ini mulai dilakukan pada
saat matahari “Prabata” saat fajar menyingsing sampai fajar menyingsing
kembali keesokan harinya, selama (24) jam
Ngembak Geni
Ngembak Geni berasal dari kata ngembak yang berarti mengalir dan geni
yang berarti api yang merupakan symbol dari Brahma (Dewa Pencipta)
maknanya pada hari ini tapa brata yang kita laksanakan selama 24 Jam
(Nyepi) hari ini bisa diakhiri dan kembali bisa beraktivitas seperti
biasa, memulai hari yang baru untuk berkarya dan mencipta alias
berkreativitas kembali sesuai swadharma/kewajiban masing-masing. Ngembak
geni biasanya diisi dengan kegiatan mengunjungi kerabat dan saudara
untuk mesima krama, bertegur sapa sambil mengucapkan selamat hari raya
dan bermaaf-maafan.
Dharma Santhi
Dharma Santhi juga biasanya diselenggarakan setelah Nyepi yaitu dengan
mengadakan dialog keagamaan sekaligus tempat untuk mesimakrama alias
bersilaturahmi dengan sesama. Makna Nyepi Jika kita renungi secara
mendalam perayaan Nyepi mengandung makna dan tujuan yang sangat dalam
dan mulia. Seluruh rangkaian Nyepi merupakan sebuah dialog spiritual
yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan
harmonis sehingga ketenangan dan kedamaian hidup bisa terwujud. Mulai
dari Melasti/mekiis dan nyejer/ngaturang bakti di Balai Agung adalah
dialog spiritual manusia dengan Alam dan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang telah disucikan. Tawur
Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog spiritual manusia dengan
alam sekitar dan ciptaan Tuhan yang lain yaitu para bhuta demi
keseimbangan bhuana agung bhuana alit.
berdasarkan tradisi yang ada saat nyepi kita berpuasa,tidak melakukan hal - hal yang aneh- aneh seperti berhura - hura, selain itu saat nyepi kita merenungkan segala perbuatan yang telah kita lakukan dan berusaha menjadi lebih baik lagi sekaligus memohon pengampunan kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Kuasa).
Seluruh kegiatan upacara tersebut masih terus dilakukan, diadakan dan dilestarikan turun temurun hingga sekarang diseluruh kabupaten bali. Dan menjadi salah satu daya tarik adat budaya yanga tak ternilai harganya baik di wisatawan domestik maupun internasional (manca negara).
Sumber Pustaka :
- Google
- parissweethome.com
- id.wikipedia.org
- hindu-dharma.org
- aviva.co.id
Terima Kasih Telah Membaca pos saya tunggu postingan saya selanjutnya :D dan semoga budaya bali tetap lestari.